Selasa, 15 Oktober 2013

SAHABAT KECILKU



Awalnya saya mempunyai lima sahabat yang bernama sari, finna, rani, qonit. Sejak kecil kami semua sering bermain bersama. Suka duka kami lewati bersama-sama. Kami semua sudah seperti saudara.
Tapi waktu cepat berlalu, semua telah dewasa. Qonit sudah jarang keluar karena dia lebih memilih bermain dengan teman sekolahnya. Dan akhirnya kita sisa berempat.

Berempat menjalani persahabatan ini yang dijalin sejak kecil. Walaupun terkadang egois ada diri masing-masing tapi kami semua pasti akan mengingat bahwa ini persahabatan. Dan terkadang juga suka ada konflik yang membuat kita bertengkar, tapi pada akhirnya kita akan baikan lagi bermain bersama lagi.

Dan pada akhirnya kita semua tumbuh dewasa, aku kuliah tapi mereka semua kerja. Di tahun 2013 ini persahabatan ku diuji. Rani sakit dan sakitnya itu bukan sakit biasa. Sampai pada akhirnya ia meninggal dunia. Akhirnya sisa bertiga.

Baru saja rani pergi meninggalkan kami semua selamanya. Sari dilamar oleh pacarnya. Awal september ia memutuskan menikah. Alhasil mereka berdua duduk dipelaminan dan aku sama fina jadi pagerayunya.  Aku dan finna ikut senang karna sahabat kami sari bisa bahagia dengan pacarnya yang sekarang sudah sah jadi suaminya. Karna sari udah punya suami jadi dia jarang kumpul bersama aku dan finna.

Dan akhirnya cuma aku dan finna yang masih bisa main bersama J walaupun semuanya telah berubah tak seperti dulu kala tapi aku besyukur karna bisa mengenal kalian semua J

Kalian lah sahabat kecilku dan kalian tidak akan aku lupakan sampai akhir hayatku :”)

Jumat, 11 Oktober 2013

Persahabatan masa SMA

Pertama masuk SMA aku duduk di kelas X-1. Tepatnya di SMAN 19, Perniagaan, Jakarta-Barat. Awalnya malu dan tidak percaya diri karna masuk SMA itu tidak ada teman barengannya dari SMP. Sewaktu MOS yang 3 hari, itu benar-benar di kerjain sama kakak kelasnya. Disuruh bawa inilah bawa itulah, pernah waktu itu aku disuruh bawa nasi coklat ada tentaranya, terus disuruh bawa coklat dan banyak lagi makanan yang harus dibawa sewaktu MOS. Walaupun kesal karena di MOS itu kebanyakan permintaan dari kakak kelasnya tapi seru juga  sih.

Setelah 3 hari aku melewati masa MOS, aku mulai belajar di sekolah itu. Pertamanya masih pada malu-malu, masih pada diam-diam mungkin karna masih pada belum mengenal lebih dalam satu sama lain. Dan kelas X-1 yang mempunyai wali kelas bu Farida. Hari pertama aku belajar bahasa inggris yang diajarkan oleh miss Izzah. Di pelajaran bahasa inggris ini tugas pertama kali memperkenalkan diri depan teman-teman dengan menggunakan bahasa inggris. Sewaktu aku maju kedepan untuk memperkenalkan diri alhasil miss Izzah tahu bahwa besok hari jum’at tepatnya tanggal 18 juli 2008 aku berulang tahun. Miss Izzah “rifda kamu besok harus membawa kue untuk kita sekelas, kita makan-makan pas pelajaran miss besok”, “iya miss” ucapku kepadanya.  Karena dihari jum’at itu ada pelajaran miss Izzah lagi. Esok harinya aku membawa kue untuk teman-teman dan miss Izzah. Senangnya karna semua teman kelas mengucapkan “Selamat Ulangtahun” kepadaku, “terimakasih teman-teman semuanya” ucapku kepada teman-teman.

Awal sekolah aku duduk bersama widia, tapi setelah aku menjalani 1 semeter di kelas X-1 aku jenuh duduk dengan widia. Dan akhirnya aku pindah ke belakang duduk dengan alvi. Dan nana duduk bersama widia, jadi aku tukeran bangku sama nana. Widia marah “da kenapa lu pindah? Ko lu gitu sih, kenapa emang?”, “gapapa wi gue cuma mau ngerasain duduk di belakang aja” ucapku. Akhirnya widia cuekin aku beberapa hari. Tapi setelah 3 hari dia kembali menegur ku, mungkin dia baru mengerti. Aku senang bisa duduk di kelas X-1 karna teman-temannya disini asik-asik. Karna aku duduknya disamping alvi dan nana sama widia duduknya didepan aku akhirnya kita berempat semakin dekat, semakin mengenal lebih dalam.

Waktu terus berjalan dan sampailah dipenghujung kelas X. Pembagian raportpun terjadi. Ada senangnya karna aku bisa menerima raport dengan nilai yang memuaskan, tapi ada sedihnya juga karena kelas X-1 akan dipisah. Dan liburan pun tiba tapi kita berempat tetap bertemu walaupun jarang. Akhirnya pembagian kelaspun terjadi. Aku dan Nana mendapatkan kelas XI IPS 2 sedangkan Alvi dan Widia mendapatkan kelas XI IPS 3. “Lho kenapa bisa terpencar tapi saling berdua yaa?” ucapku sambil tersenyum.

Di kelas XI ini aku kembali canggung lagi karena aku tidak mengenal semua teman-teman disini, kelas ini kan campuran dari kelas X yang lain. Dikelas XI IPS 2 ini aku mempunyai walikelas yang bernama pak Richard Harahap. Gurunya tegas dan selalu membantu siswanya untuk bisa dalam mengerjakan soal matematika, ya karna dia kan guru matematika. Aku duduk bersama Nana, tepat didepan aku ada Stefhani dan Lauren, dibelakang aku ada Oppie dan Astika. Jadi dekat sama mereka dan kemana-mana selalu berenam. Walaupun aku dan alvi berpisah tapi dia sering ke kelas aku atau gak aku yang ke kelas dia. Tapi di kelas XI ini widia lebih memilih teman barunya, sampai susah sekali untuk kumpul dengan komplit berempat.

Yaudah akhirnya aku, Nana, Alvi keseringan kumpul bertiga. Jadinya kita memutuskan untuk bertiga terus karna Widia lebih memilih teman barunya di kelas XI IPS 3. Banyak konflik yang aku rasain dikelas XI IPS 2 ini. Tapi aku dan teman-teman selalu sabar menghadapinya. Dan sampai pada akhirnya dipenghujung kelas XI. Sedih banget disaat kami semua udah mulai kenal lebih dalam satu sama lain tapi harus dipisahkan lagi. Tiba saatnya pembagian raport kelas XI. Alhamdulillah hasilnya memuaskan untuk aku. Akhirnya liburan telah tiba.

Masuk sekolah tiba, saatnya pembagian kelas. Dan setelah melihat di mading aku dapat kelas XII IPS 2 bersama Alvi. Sedangkan Nana duduk di kelas XII IPS 3 bersama Oppie, Stefhani, Lauren, Astika. Lah, kok aku doang yang kepisah sama teman-teman aku dikelas XI “ucapku”. Yaudah tidak apa-apa karna aku bersama Alvi dikelas XII IPS 2 ini. Walikelas kami di kelas XII IPS 2 ini mom Nur. Dikelas ini kami sekelas merasakan dimana walikelas lebih memilih kelas lain daripada kelas kami. Sedih sih tapi mau diapain lagi toh emang kenyataannya kelas kami tidak bisa menjadi kelas yang beliau banggakan. Kami semua terima kenyataan karna kelas itu lebih serius daripada kelas kami.

Kelas XII pun kami jalani, yaitu masa dimana deg-degan, tegang yang harus dilalui semua kelas XII. Karena dikelas ini ada Ujian Praktek, UAS dan UAN, dikelas ini penentu kelulusan selama masa SMA. Semakin padat jadwal sekolahku karna ada bimbel setelah pulang sekolah. Waktu begitu cepat semua kami lewati, semakin mendekati UAN semua siswa dan siswi semakin giat belajarnya. Semakin kompak juga semua kelas XII angkatan 2011 ini. Mungkin karna sudah mengerti arti sebuah pertemanan dan juga sudah dewasa. Ujian Praktek ada Agama Islam yang menghafal sholat mayit dan doa qunut, Bahasa Indonesia bermain drama didepan kelas, Bahasa Inggris bermain drama di lapangan dengan menggunakan bahasa inggris, Olahraga berenang dengan gaya dan alhasil kami lewati semua dengan baik. Ujian Nasional tiba, karna kami jurusan IPS jadi ada mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, Bahasa Inggris, Geografi, Ekonomi, Sosiologi. Enam pelajaran kami lewati dan UAN pun selesai. UAS semua matapelajaran yang tidak ada di UAN, dan akhirnya kami lewati juga.

Waktu terasa cepat, tiba dimana class meeting di kelas XII. Bersenang-senang semua anak kelas XII karna terakhir kami duduk dibangku SMA. Waktu perpisahan tiba, kami semua pergi perpisahan ke Bandung. Jumat, 06 mei 2011 jam 17:00 kami semua tiba dihotel. Sesampainya dihotel kami semua memilih kamar. Dan aku, Alvi, Nana  memutuskan untuk 1 kamar. Malampun tiba, acara promnightpun tiba. XII IPA memperagakan suatu drama diatas panggung, XII IPS 1 juga memperagakan drama diatas panggung, dan kelasku XII IPS 2 menyanyikan lagu Projectpop dengan judul ‘Ingatlah hari ini’ selesai nyanyi lagu itu dilanjut lagi nyanyi lagu Peterpan ‘Semua Tentang Kita’ alhasil semua penonton pada terharu karna temanku Syifa membacakan puisi, kelas terakhir XII IPS 3 menyanyikan lagu Bondan ‘Kita Selamanya’. Aku sedih karena aku harus berpisah dengan teman-temanku untuk melanjutkan pendidikan tinggi. Semua siswa dan siswi maju kedepan untuk bersalaman dengan semua guru di SMAN 19. Bu tri berkata “jangan pernah lupa dengan SMAN 19 ya anak-anak, malam promnight ini bukan malam perpisahan kita tapi ini malam keakraban karena kita semua keluarga SMAN 19”, “iya bu, kami semua tidak akan melupakan jasa-jasa kalian karena kalian orangtua kedua kami” ucap ketua osis. Guru-guru pada nyanyi ‘kemesraan ini janganlah cepat berlalu, kemesraan ini akan ku kenang selalu, hatiku damai, jiwaku tentram disampingmu’. Dan bait lagu itu membuat semua siswa dan siswi menangis. Seusai acara promnight kami semua balik ke kamar masing-masing. Alvi berkata “waktu terasa cepat banget ya, perasaan kita baru aja kelas X tapi sekarang udah perpisahan ajah”, Nana “iyalah, 3 tahun itu terasa cepat”, aku “walaupun waktu terasa cepat, tapi kita akan selalu bersama ya, janji”, “iya janji” ucap Alvi dan Nana.

Esokan harinya jadwal kami semua jalan-jalan disekitar kota Bandung. Kami semua pergi ke kawah putih, dan tak lupa kami semua berpose untuk berfoto-foto karena hari ini moment terindah untuk kami. Setelah ke kawah putih, jadwal kami pergi ke sebuah situ. Disini ada yang berbelanja dan berfoto-foto juga. Kami semua menikmatinya dengan ceria. Dan pulanglah ke hotel, sampai dihotel malam.

Esokan harinya jadwal kami untuk pulang ke Jakarta. Hari terakhir di Bandung kami semua beres-beres barang untuk dimasukkan ke dalam bis. Dan sampai Jakarta siang hari, aku membawa barang-barang banyak banget. Handphoneku berdering ternyata ada sms dari temanku Ari yang isinya “da nanti aku jemput ya” dan akupun membalas “oke ka, makasih ya ka sebelumnya”. Sesampainya di depan sekolah aku menunggu Ari dan Alvi menunggu kedua orang tuanya. Akhirnya kedua orangtua Alvi sampai dan Aripun sampai. Sesampainya dirumah aku capek, karna hampir 4 jam aku duduk di bis perjalanan Bandung-Jakarta. Ari berkata “da kamu istirahat aja, aku pulang ya”, “iya ka, makasih ya udah jemput aku” ucapku. “iya makasih juga oleh-olehnya ya da” ucapnya.

Setelah perpisahan itu aku, Alvi dan Nana selalu kontekan bahkan sering berkumpul. Karena persahabatan kami tidak sampai disitu tapi selamanya.