Ø Judul
Buku : Ada-Tiada
Tiada-Ada
Ø Penulis : Budi S Tanuwibowo
Ø Penerbit : PT Gramedia Pustaka
Utama
Ø Tebal : 152
Ø ISBN : 978-979-22-7470-7
Sinopsis
:
Buku
ini padat, berisi nilai-nilai yg memberikan pencerahan dalam upaya pembangunan
karakter kehidupan bersama: Cinta & Kearifan. Yang lebih menarik, buku ini
tidak hanya menggambarkan apa yg diketahui penulisnya tetapi juga menggambarkan
karakter, sikap, & perilaku penulisnya sendiri. Ini berbeda dengan
kebanyakan tulisan atau pidato yg cenderung bertutur tentang pengetahuan yg
tidak penting apakah dilaksanakan atau tidak.
Review :
Buku
ini memberikan pencerahan melalui kata-kata bijak melalui puisi-puisi tentang
Cinta dan Kearifan. Buku ini juga mengandung nilai-nilai, didalam buku ini
berisi puisi-puisi yang unik dan gampang dimengerti oleh pembaca.
Buku
ini juga menggambarkan tentang korupsi, kepemerintahan, rasa nasionalisme
kepada tanah air dan masih banyak lagi. Seperti pada judul “Ada-Tiada Tiada-Ada” disini menggambarkan semua hal yang tidak
benar supaya ada pencerahan untuk menjadi lebih baik lagi. Diperjelas oleh
penulis yang isinya ‘Ada janji tak ada wujudnya, ia terlontar begitu saja, menantipun
kan sia-sia’ disini penulis berpesan juga kepada pemerintah agar tidak hanya
mengobral janji saja kepada rakyatnya. Dan diperjelas lagi bahwa saat ini
‘korupsi merajalela tetapi tidak ada pelakunya’ disini penulis berpesan agar
lebih tegak lagi hukum di Indonesia ini untuk para korupsi yang ada supaya
pelakunya bisa ditemukan. Dan diperjelas lagi oleh penulis yang isinya ‘Tiada
sekolah, Ijazahnya ada’ disini penulis berpesan untuk orang-orang yang membeli
ijazahnya saja tetapi tidak sekolah agar orang-orang itu mengerti bahwa bukan
ijazahnya saja yang penting tetapi ilmunya lebih penting melalui sekolah.
Dijudul
puisi “Ayo Bangun dan Bersatu” yang
isinya ‘Bangunlah wahai bangsaku dari tidur dan pulasmu, ayo kerja dan bersatu
mumpung masih ada waktu’ pesan penulis untuk membangkitkan Negara kita ini yang
sedang tidur.
Dijudul
puisi “Belajar” yang isinya ‘Suatu
ketika sang Nabi berujar belajar, belajar dan belajar tak sekedar bicara Ia
member teladan nyata’ disini penulis menyemangati anak bangsa untuk lebih giat
lagi belajar dengan mencontoh Nabi dan untuk selalu mengingan pesan Nabi
belajar karna disitu Nabi menyebut belajar sebanyak 3 kali berarti bahwa
belajar itu sangat penting untuk kita semua.
Dijudul
puisi “Buah Pancasila” yang isinya
‘Indonesia boleh bangga punya pancasila tapi kini pancasila tercampakkan’
disini penulis menggambarkan pancasila hanya janji belaka belum menjadi realita
jadi harus ada kesadaran dari semua warga Negara Indonesia.
Dijudul
puisi “Kapan Kebenaran Kan Bangkit” penulis
menggambarkan puisi yang harus dimengerti oleh pemerintah bahwa kebenaran yang
harus ditegakkan dengan benar dan harus juga dimengerti oleh semua orang untuk
tetap bersatu, jangan bertengkar.
Dijudul
puisi “Ibu Kartini” penulis menggambarkan bahwa kecantikan sejati perempuan
bukan diwajah atau dibadan tapi ia tersembunyi amat dalam di lubuk hati yang
terpendam, dan penulis juga berpesan maka contohlah Ibu Kartini putri Indonesia
sejati contoh teladan abadi dan terpelajar budi pekertinya.
Dijudul
puisi “Kesadaran Jangan Terlambat” penulis menggambarkan bahwa kesadaran jangan
terlambat datang dan berpesan ketika ajal menjelang sesalpun sudah tiada guna
biar air mata darah tertumpah karna semua sudah menjadi sejarah.
Dijudul
puisi “Kita Manusia Berharga” penulis menggambarkan bahwa kita semua manusia
sangat berharga dan berpesan ayo kita bangkit berdiri bangun dari tidur dan
mimpi bekerjalah dengan cinta karna kita berharga selayaknya manusia.
Dijudul
puisi “Manusia Adalah Unik” penulis menggambarkan bahwa manusia itu unik meski
lahir dari rahim yang sama, kembar dan sama rupa tapi mereka tetaplah berbeda
tidak bisa mewakili siapa-siapa hanya bisa mewakili dirinya sendiri dan penulis
berpesan marilah kita belajar berpikir jernih dan objektif, hargai karya dan
perilakunya, prestasi dan pengorbanannya, dedikasi dan reputasinya bukan wajah
dan hartanya.
Dijudul
puisi “Mengenang Nabi” penulis menggambarkan lebih dari seribu tahun yang lalu
terlahirlah seorang bayi yang kelak menyinari bumi dengan iman dan teladan,
dengan ajaran dan harapan. Dialah Nabi Muhammad, Nabi besar pembawa rahmat bagi
manusia seluruh umat. Penulis berpesan wahai insan jangan sekali engkau abaikan
ajaran yang ia bawakan jalanilah penuh kesungguhan agar hidup selaras firman
Gusti Allah Yang Maha Rahman.
Keunggulan
novel :
ü Bahasanya
mudah dimengerti
ü Puisinya
bagus dan unik
ü Puisinya
sangat memberikan pencerahan untuk semua orang
Kelemahan
novel :
ü Ada
juga sedikit bahasanya yang susah dimengerti
Tidak ada komentar:
Posting Komentar